Belajar Komunikasi Produktif Game Level 1 Day 1 Bunsay

Alhamdulillah akhirnya memasuki perkuliahan bunsay.. hip hip huray...
Setelah belajar banyak di matrikulasi, sekarang saatnya tantangan yang lebih berat dan lebih nyata dalam mempraktekkannya, siap dijalani. bismillah semoga istiqomah sampai akhir.

Materi pertama dalam perkuliahan bunsay adalah mengenai Komunikasi Produktif. Mahasiswa diberikan pemahaman mengenai bagaimana mengkomunikasikan informasi kepada penerima informasi sesuai dengan materi apa yang ingin disampaikan. Jadi tujuannya adalah pesan atau materi yang disampaikan bisa diterima dan dipahami si penerima pesan. Selama ini seringkali kita melibatkan emosi dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan tidak dapat dipahami oleh penerima pesan, hanya pelampiasan emosi saja. 

Penerima pesan yang paling sering kita hadapi sebenarnya adalah pasangan kita dan anak-anak kita, karena tiap hari selalu bertemu dan berinteraksi. Selanjutnya marilah kita evaluasi apakah cara berkomunikasi kita selama ini sudah produktif?? Jika Saya ingin menyampaikan bahwa Abi harus berhenti menggunakan gawai, apakah dengan ngomel from A to Z bisa membuat Abi paham bahwa Abi harus meletakkan gawainya? atau sudahkah saya mengklarifikasi bahwa yang Abi lakukan apakah benar-benar aktivitas yang urgent ataukah tidak?  semua itu adalah contoh tahapan dalam menghasilkan komunikasi yang produktif. Demikian halnya ketika berkomunikasi dengan Anak-anak. banyak sekali daftar yang harus senantiasa kita lihat ulang, dan bila perlu ditempel di dinding untuk mengingatkan seberapa baik komunikasi kita setiap harinya.

Dalam Game Level 1 Bunsay kali ini, saya akan mengambil patner penerima pesan saya adalah Suami saya. Kenapa? karena selama ini seringkali sikap saya, sikap Abi terhadap saya, masih mempengaruhi bagaimana emosi saya ketika berhadapan dengan anak-anak. Dalam menjalani pernikahan tahun ke-8 ini seharusnya toleransi semakin lebar, komunikasi semakin baik satu sama lain dah saling memahami. Tetapi yang terjadi adalah masih seringkali terjadi salah persepsi. Meskipun selama ini suami saya selalu sabar menghadapi emosi saya yang meletup-letup, tapi tentu saja itu sikap saya tersebut kurang tepat. saya harus senantiasa memperbaiki diri menghadapi segala keajaiban makhluk mars ini.

Tantangan hari pertama, menghadapkan saya pada situasi yang : (1) Mesin cuci rusak, (2) Perut sedang cekot-cekot sakit, (3) Baju sudah direndam, (4) Malam-malam Abi ngosongin bak mandi. Situasi yang sangat sempurna untuk modal ngomel-ngomel di pagi hari.
Sejak kelar sholat Subuh, sepertinya selalu ada yang Abi kerjakan, mulai beresin kumis, ke indomaret beli meses, bikin roti bakar, manasin motor, manasin mobil, daaan banyak hal dilakukannya. tapi rasanya tidak ada yang memberikan perbedaan signifikan terhadap ceklist tugas harian mamak mamak. Bak mandi masih kosong dan kondisi belum disikat, cucian dah terendam sabun sejak sore dan belum disentuh.. Padahal waktu sudah mendekati jam beraktivitas kerja. Rasanya sudah emosi dan pingin ngomel yang bikin sakit hati Abi. Tapi berbekal materi komunikasi produktif yang masih agak ngawang, coba mengambil nafas dan berusaha cuek. Ketika sudah sampai waktunya Abi duduk santai menikmati coklat dan roti bakar, mulailah saya sampaikan
"Abi, ini perutku masi sakit cekot-cekot kalo dipake nyuci kucek-kucek. Boleh ya minta tolong dicuci-in nanti kalo pulang kerja.. sekarang dah ga nutut lagi dah jam 7"
"woke siap..", kata Abi
As simple as that..
Sambil dideketin tu orang yang lagi duduk... "Trus bak mandi yang kemarin Abi kosongin sekalian disikat ya Abi..nanti aja pulang kerja, sudah istirahat baru dikerjain"
"Iya... OKE"
Bayangkan ya jika yang keluar adalah omelan seperti yang biasanya saya keceplosan ucapkan ke Abi.
Selama ini respon Abi adalah cuek tingkat dewa jika saya sudah mulai esmosi jiwa. Paling Abi minggir, ngebiarin saya sampe bosen dan kangen ngobrol dengan sendirinya. Tapi si makhluk venus ini pinginnya kan dipahami.. Selesai sudah jika masing-masing ingin dimengerti.
Sekarang saatnya memperbaiki diri, berusaha melihat dari sudut yang lain
agar lebih dewasa.. lebih harmonis.. lebih sejalan.. lebih indah dalam berjalan beriringan membersamai anak-anak.

#Hari1
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional


Comments